di sela lengangnya Pondok
Pesantren Assalam Naga Beralih, karena santri pada pulang disebabkan kabut asap
semakin menggila,tiba-tiba terdengar suara azan di mushollah pada waktu magrib,
mendengar suara azan tersebut, maka salah seorang ustazt yang tinggal di pondok
pesantren tersebut langsung menuju mushollah untuk menunaikan sholat magrib,
kalaulah bukan suara azan terdengar di
musholla itu, maka ustazt tersebut sudah berangkat ke mesjid jamik, yang berdekatan
dengan Pondok Pesantren Assalam, karena biasanya dikala santri libur,al-ustaz
tersebut pergi kemesjid untuk menunaikan sholat waktu berjamaah.
Ternyata seseorang
yang azan di mushollah tersebut adalah juru masak pondok putri, yang sering
disebut dengan “Ocu Kute”, “ocu kute” memang berprofesi sebagai juru masak di pondok putri, sudah menjadi
kebiasaan nya juga, disamping jago masak, ia selalu mengumandangkan azan dikala
waktu sholat masuk. Pada waktu sholat magrib “Ocu kute” dikala itu diimami oleh
ustaz yang bermukim di pondok putri itu, ketika mengimamani sholat, pak ustaz
tersebut batuk, sangat sulit menghela nafasnya, nafasnya sangat sesak sekali. Dari
suaranya kelihatan bahwa pak ustaz tersebut terkena ISPA dampak kabut asap, Kendatipun
demikian, pak ustaz tersebut dapat menyelesaikan sholat magrib dengan ocu kute.
Selepas sholat, pak ustaz bertanya kepada “ocu kute”, kenapa
ocu tak kena dampak dari asap, tidak batuk, tidak filek dan demam seperti orang
kebanyakan ? pak ustaz tersebut mencontohkan kepada dirinya. kata pak ustaz ;
saya waktu asap minggu kemaren, suara saya nyaris hilang, batuk dan filek, nah,
pada asap minggu ini saya filek, batuk dan badan nyaris deman, namun “ocu kute”
menjawabnya dengan santai, ocu kute mengatakan, bahwa semenjak dahulu berapa
kali daerah kita ini dilanda asap saya tak kenapa-kenapa, bahkan waktu hari
kamis kemaren, saya megantarkan salah seorang santri putri dengan sepeda motor,
kebetulan orang tuanya tidak bisa menjemputnya, waktu itu asap sangat tebal,
tapi saya tidak pakai masker dan saya tidak kenapa-kenapa.
Kemudian “Ocu Kute” berseloroh,
kata “Ocu kute” asap yang ini-sambil menunjuk kepada asap yang berada di luar
musholla yang pada waktu itu lumayan pekat- belum apa-apanya ni ustaz, saya
saja membuat asap dan makan setiap waktu, sehari saya menghabiskan 2 bungkus
rokok, ucap laki-laki paruh baya yang memang tergolong pencandu rokok berat. Maka
pak ustaz itu lantas mengatakan “Ocu Kute” ini memang manusia Asap Abad Modren (GT).